Sosiologi, Sejarah, Budaya, Politik dan Kebangsaan

Friday, April 3, 2020

Perilaku Menyimpang

                Pernahkah dalam benak kita, kita berpikir mengapa manusia melakukan penyimpangan terhadap norma dan peraturan yang secara sadar telah di buat dan disepakati bersama-sama? Akan banyak pendapat dan teori yang berbeda untuk menjawab pertanyaan tersebut dan mungkin belum bisa memuaskan kita. Banyak hal yang dapat mempengaruhi masyarakat baik itu sebagai individu maupun kelompok untuk melakukan tidakan yang di sebut sebagai “perilaku menyimpang”. Agar jawaban lebih relevan dan dapat di pertanggung jawabkan maka setidaknya kita perlu berorientasi para beberapa ahli.
                Lewis Coser berpendapat bahwa suatu tindakan penyimpangan merupakan salah satu cara masyarakat untuk menyesuaikan kebudayaan dan perubahan sosial. Paul B. Horton berpendapat bahwa tindakan perilaku menyimpang adalah tindakan atau perilaku yang dinyatakan sebagai bentuk pelanggaran terhadap norma-norma yang mapan dalam suatu lingkungan kelompok ataupun masyarakat. Dari sini kita bisa sedikit memahami apa yang menyebabkan masyarakat baik itu individu maupun kelompok melakukan perilaku menyimpang. Agakanya memang sedikit berbeda apa yang di kemukakan oleh Lewis Coser dan Paul B. Horton dalam mendefinisikan perilaku menyimpang. Jika kita ambil kesimpulan dari kedua tokoh tersebut intinya masyarakat melakukan tindakan penyimpangan karena mereka belum mampu beradaptasi dengan norma yang ditetapkan di dalam masyarakat sehingga mereka melakukan tindakan yang berbeda dengan norma yang ada.
                Perilaku menyimpang terjadi tidak hanya bersumber dari satu faktor saja tapi ada berbagai faktor yang mendorong individu, atapun kelompok dalam masyarakat melakukan perilaku menyimpang.
1.       Faktor biologis. Cesare Lombrosso yang merupakan seorang kriminolog dari italia memberikan gambaran seseorang melakukan tindakan penyimpangan yang ditulis dalam bukunya yang berjudul Crime, Its Causes and Remedies (1918). Menurutnya perilaku menyimpang oleh masyarakat dapat dilihat dari bentuk fisik orang tersebut.
2.       Faktor psikologis. Faktor psikologis banyak diasumsikan oleh para sosiolog sebagai penyebab perilaku menyimpang yang terjadi di masyarakat. Keluarga broken home, pembulian merupakan sedikit penyebab seorang individu melakukan tindakan penyimpangan. Seperti yang kita tahu jika seorang anak berada dilingkungan keluarga yang memiliki tingkat kekerasan yang tinggi akan mempengaruhi mental si anak menjadi pemarah dan tidak terkontrol.
Begitu pula dengan pembulian, baik yang membuli atau di buli akan menimbulkan dampak negative dan cenderung melanggar norma. Pembuli jelaslah dia telah melakukan perilaku menyimpang karena telah merendahkan orang lain untuk kepuasannya sendiri. Sedangkan bagi korban buli ini akan memberikan dampak buruk mulai dari takut berteman sampai melakukan tindakan kriminal seperti membunuh untuk membalas dendam.
3.       Faktor sosiologis.  Banyak teori yang ada dalam mendefinisakan perilaku menyempang dari segi sosologis. Kawasan kumuh di kota-kota besar ataupun sosialisasi yang tidak sempurna dapat menjadi sumber perilaku menyimpang muncul dalam kehidupan bermasyarakat. Berbeda dengan faktor biologis maupun psikologis, faktor sosiologis lebih kompleks dalam mendefinisikan mengenai penyebab perilaku menyimpang
a.       Penyimpangan sebagai hasil sosialisasi yang tidak sempurna. Dalam hal ini seperti pertentangan yang terjadi antara keluarga dan sekolah yang mengajarkan norma dan etika bermasyarakat namun mendapat pertentangan media yang menampilkan kekerasan dan prilaku yang tidak sesuai dengan norma
b.      Proses belajar yang menyimpang. Bisa dikatakan mekanisme ini terlahir dari ajaran baik dari teman dekat atau orang yang lebih tua untuk melawan norma dan hukum yang berlaku di masyarakat. Seperti orang tua yang mengajari anaknya untuk memukul dan membuli orang untuk memperlihatkan eksistensinya.
c.       Ikatan sosial yang berlainan. Di sini ditafsirkan apabila seorang individu masuk dalam suatu kelompok dalam masyarakat, secara otomaatis dia juga akan terbawa dan terpengaruh oleh kelompoknya. Jika di ibaratkan kelompok tersebut adalah kelompok yang cenderung melakukan tindakan yang merugikan masyarakat, maka secara tidak langsung individu yang bergabung dalam kelompok tersebut akan melakukan tindakan yang sama dengan kelompoknya.

No comments:

Post a Comment