A.
Teori
Behaviorisme
Teori
behaviorisme dengan menggunakan model hubungan stimulus-respon, mendudukkan manusia yang
belajar sebagai individu pasif dalam proses pembelajaran. Munculnya respon atau perilaku tertentu pada
individu semata-mata hanya menggunakan
metode pelatihan atau pembiasaan tanpa melibatkan peran
aktif dari pelajar. Munculnya
perilaku pada pelajar akan semakin kuat bila diberikan penguatan oleh pendidik dan akan menghilang bila pelajar tersebut
diberi hukuman.
Beberapa tokoh besar dalam aliran behaviorisme.
1.
Teori
PAVLOV
Teori Pavlov merupakan Salah satu bentuk belajar
responden, artinya dalam teori ini suatu respons diberikan suatu stimulus yang
telah di kenal. Makna dari pembelajaran ini digunakan untuk merubah tingkah
laku dalam proses pembelajaran.
Penerapan teori Pavlov dalam pembelajaran, dapat diilustrasikan sebagai
berikut: seorang siswa
bernama Kurosaki
Ichigo pertama kali Masuk sekolah, guru menerimanya dengan senyum
ramah serta pujian, belum dua
Minggu berlalu Ichigo yang masih duduk di bangku
sekolah dasar minta diatarkan
ibunya ke sekolah, Dia berkata kepada ibunya ketika besar nanti ingin menjadi
seorang guru. Dalam
fragmen di atas melukiskan Adanya belajar responden diamana senyuman dan pujian
yang diberikan oleh guru dapat ditafsirkan sebagi stimulus tidak terkondisi
pada peserta didik.
2.
Teori
SKINNER
B.F. Skinner adalah tokoh behafiorisme yang mengembangkan
teori belajar yang dikenal dengan operant conditioning. Dalam behafiorisme
skinner, pikiran, kesadaran, maupun ketidaksadaran, tidak diperlukan untuk
mejelaskan prilaku dan perkembangan. Bagi skinner, perkembangan adalah
perilaku, sehingga untuk mempelajari perkembangan atau perubahan individu cukup
Dengan melihaat pada perubahan tingkah lakunya saja.
Dalam teori skinner ini menekankan pada hubungan antara
tingkah laku dan konsekuensinnya. Dapat diartikan sebagi belajar dengan
menggunakan konsekuen yang menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam mengubah
tingkah laku, sehingga jelaslah bahwa teori Skinner memandang
reinforcement(pengutan) sebagai unsur yang paling penting dalam proses belajar.
ANALISIS Inti dari teori ini adalah pemberian stimulus
atau rangasangan pada objek akan memberikan timbal balik, jika stimulus yang
diberikan berupa sesuatu yang positif kemungkinan besar respons yang diberikan
akan positif pula, begitu juga sebaliknya jika stimulus yang diberikan negatif
responsnya pun negatif pula, seperti yang di ungkapkan oleh Pavlov makna dari
pemblelajaran behaviorisme adalah untuk merubah tingkah laku siswa dalam proses
pembelajaran yang Dimana dulunya bersifat pasif menjadi lebih aktif. Teori ini cukup berguna jika di
fungsikan dalam lingkunan sekolah, hal ini bertujuan untuk mengubah sikap dan
prilaku siswa yang dulunya pasif di dalam kegiatan belajar dalam sekolah
diharapkan menjadi aktif.
B. Teori Belajar Kognitif
Teori
Kognitif berupaya mendiskripsikan apa yang terjadi dalam diri seseorang ketika
ia belajar. Teori ini lebih menaruh perhatian pada peristiwa-peristiwa
internal. Teori ini memfokuskan dimana
dalam situsai belajar seseorang terlibat secara langsung dalam situasi itu dan
memperoleh jalan keluar untuk pemecahan masalah. Berikut tokoh yang terlibat
dalam teori kognitif :
1.
Albert
bandura
Teori Albert bandura merupakan perluasan wawasan teori
kognitif sosial Dimana proses-proses kognitif tersebut tidak dapat diamati
secara langsung, seperti harapan, pikiran, dan keyakinan. Bandura membedakan
Perolehan (belajar) dan membedakn Perolehan pengetahuan tersebut (perilaku).
Bandura berpendapat bahwa apa yang kita ketahui dapat lebih banyak dari apa
yang kita perhatikan. Dalam teori kognitif sosial, faktor internal dan
eksternal sangatlah penting, segala sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitar
disebut faktor pribadi seperi berfikir dan motivasi, sementara prilaku
dipandang saling berinteraksi, asing-masing faktor saling mempengaruhi dalam
prosodi pembelajaran.
2.
Jerome
Bruner
Bruner berpendapat bahwa belajar
merupakan suatu proses aktif setiap manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar
informasi yang diberikan kepada dirinya pada saat proses belajar belangsung
atau/bahkan sesudah proses belajar telah selesai. Menurut Bruner agar pembelajaran dapat mengembangkan
keterampilan intelektual anak dalam mempelajari sesuatu pengetahuan (misalnya
suatu konsep matematika), maka materi pelajaran perlu disajikan dengan memperhatikan
tahap perkembangan kognitif/ pengetahuan anak agar pengetahuan yang telah
ditangkap pelajar dapat diinternalisasi dalam pikiran (struktur kognitif) orang
tersebut. Proses internalisasi akan terjadi secara sungguh-sungguh (yang
artinya terjadinya optimalisasi pada saat proses belajar) jika pengetahuan yang
dipelajari tersebut memenuhi tiga model tahapan yaitu model tahap enaktif,
model ikonik dan model tahap simbolik.
ANALISIS dalam teori kognitif jika
diterapkan dalam proses pembelajaran dalam lingkungan sekolah maupun perguruan
tinggi diharapkan peserta didik mampu memecahkan masalah dan memberi solusi
yang terbaik dari masalah yang dibeikan pada dirinya. Tidak berhenti di situ diharapkan seseorang
tersebut mampu menemukan dan mengimplementasikan informasi baru yang dia peroleh
di luar kegiatan belajar di sekolah.
No comments:
Post a Comment