Sosiologi, Sejarah, Budaya, Politik dan Kebangsaan

Tuesday, June 2, 2020

Empat Teori Pembelajaran Part 1


      A.    Teori Behaviorisme
Teori behaviorisme dengan menggunakan model hubungan stimulus-respon, mendudukkan manusia yang belajar sebagai individu pasif dalam proses pembelajaran. Munculnya respon atau perilaku tertentu pada individu semata-mata hanya menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan tanpa melibatkan peran aktif dari pelajar. Munculnya perilaku pada pelajar akan semakin kuat bila diberikan penguatan oleh pendidik dan akan menghilang bila pelajar tersebut diberi hukuman.
Beberapa tokoh besar dalam aliran behaviorisme.


            1.      Teori PAVLOV
Teori Pavlov merupakan Salah satu bentuk belajar responden, artinya dalam teori ini suatu respons diberikan suatu stimulus yang telah di kenal. Makna dari pembelajaran ini digunakan untuk merubah tingkah laku dalam proses pembelajaran.
Penerapan teori Pavlov dalam pembelajaran, dapat diilustrasikan sebagai berikut:  seorang siswa  bernama Kurosaki Ichigo pertama kali Masuk sekolah, guru menerimanya dengan senyum ramah serta pujian, belum dua Minggu berlalu Ichigo yang masih duduk di bangku sekolah dasar minta diatarkan ibunya ke sekolah, Dia berkata kepada ibunya ketika besar nanti ingin menjadi seorang guru. Dalam fragmen di atas melukiskan Adanya belajar responden diamana senyuman dan pujian  yang diberikan oleh guru dapat ditafsirkan sebagi stimulus tidak terkondisi pada peserta didik.

          2.      Teori SKINNER
B.F. Skinner adalah tokoh behafiorisme yang mengembangkan teori belajar yang dikenal dengan operant conditioning. Dalam behafiorisme skinner, pikiran, kesadaran, maupun ketidaksadaran, tidak diperlukan untuk mejelaskan prilaku dan perkembangan. Bagi skinner, perkembangan adalah perilaku, sehingga untuk mempelajari perkembangan atau perubahan individu cukup Dengan melihaat pada perubahan tingkah lakunya saja.
Dalam teori skinner ini menekankan pada hubungan antara tingkah laku dan konsekuensinnya. Dapat diartikan sebagi belajar dengan menggunakan konsekuen yang menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam mengubah tingkah laku, sehingga jelaslah bahwa teori Skinner memandang reinforcement(pengutan) sebagai unsur yang paling penting dalam proses belajar.

ANALISIS Inti dari teori ini adalah pemberian stimulus atau rangasangan pada objek akan memberikan timbal balik, jika stimulus yang diberikan berupa sesuatu yang positif kemungkinan besar respons yang diberikan akan positif pula, begitu juga sebaliknya jika stimulus yang diberikan negatif responsnya pun negatif pula, seperti yang di ungkapkan oleh Pavlov makna dari pemblelajaran behaviorisme adalah untuk merubah tingkah laku siswa dalam proses pembelajaran yang Dimana dulunya bersifat pasif menjadi  lebih aktif. Teori ini cukup berguna jika di fungsikan dalam lingkunan sekolah, hal ini bertujuan untuk mengubah sikap dan prilaku siswa yang dulunya pasif di dalam kegiatan belajar dalam sekolah diharapkan menjadi aktif.

      B.     Teori Belajar Kognitif
Teori Kognitif berupaya mendiskripsikan apa yang terjadi dalam diri seseorang ketika ia belajar. Teori ini lebih menaruh perhatian pada peristiwa-peristiwa internal. Teori ini  memfokuskan dimana dalam situsai belajar seseorang terlibat secara langsung dalam situasi itu dan memperoleh jalan keluar untuk pemecahan masalah. Berikut tokoh yang terlibat dalam teori kognitif :

1.      Albert bandura
Teori Albert bandura merupakan perluasan wawasan teori kognitif sosial Dimana proses-proses kognitif tersebut tidak dapat diamati secara langsung, seperti harapan, pikiran, dan keyakinan. Bandura membedakan Perolehan (belajar) dan membedakn Perolehan pengetahuan tersebut (perilaku). Bandura berpendapat bahwa apa yang kita ketahui dapat lebih banyak dari apa yang kita perhatikan. Dalam teori kognitif sosial, faktor internal dan eksternal sangatlah penting, segala sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitar disebut faktor pribadi seperi berfikir dan motivasi, sementara prilaku dipandang saling berinteraksi, asing-masing faktor saling mempengaruhi dalam prosodi pembelajaran.

2.      Jerome Bruner
Bruner berpendapat bahwa belajar merupakan suatu proses aktif setiap manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar informasi yang diberikan kepada dirinya pada saat proses belajar belangsung atau/bahkan sesudah proses belajar telah selesai. Menurut Bruner agar pembelajaran dapat mengembangkan keterampilan intelektual anak dalam mempelajari sesuatu pengetahuan (misalnya suatu konsep matematika), maka materi pelajaran perlu disajikan dengan memperhatikan tahap perkembangan kognitif/ pengetahuan anak agar pengetahuan yang telah ditangkap pelajar dapat diinternalisasi dalam pikiran (struktur kognitif) orang tersebut. Proses internalisasi akan terjadi secara sungguh-sungguh (yang artinya terjadinya optimalisasi pada saat proses belajar) jika pengetahuan yang dipelajari tersebut memenuhi tiga model tahapan yaitu model tahap enaktif, model ikonik dan model tahap simbolik.

ANALISIS dalam teori kognitif jika diterapkan dalam proses pembelajaran dalam lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi diharapkan peserta didik mampu memecahkan masalah dan memberi solusi yang terbaik dari masalah yang dibeikan pada dirinya.  Tidak berhenti di situ diharapkan   seseorang tersebut mampu menemukan dan mengimplementasikan informasi baru yang dia peroleh di luar kegiatan belajar di sekolah.


No comments:

Post a Comment