Era semua masyarakat terhubug
atau sering di sebut dengan era globalisasi. Di era globalisasi hari ini arus
informasi sangat mudah di dapatkan, melalui smartphone yang kita miliki segala
jenis informasi dapat kita peroleh dari informasi yang kredibel, kurang dapat
di percaya atau bahkan informasi yang tidak dapat dipercaya sekalipun (hoax).
Kebebasan
informasi yang dibarengi dengan kebebasan untuk berpendapat, jika tidak diawasi
dan diatur akan membawa dampak yang merugikan. Di era digital hampir semua
orang bisa bependapat sesuka hatinya. Melalui fitur komentar yang disediakan
baik itu media sosial ataupun website masyarakat sering mengemukakan
pemikiranya yang kadang membagun seperti kritik dan saran atau hanya untuk
meluapkan unek-unek dan mencemooh karena merasa tidak senang. Masyarakat
pengguna media sosial yang sering meluapkan uneg-uneg dan menceomoh sering
disebut sebagai Netizen Julid.
Ketika membaca
kolom komentar baik media sosial atau situs berita kita sering menemui para
netizen yang termasuk dalam kategori Julid.
Contohnya saya “ah banyak bicara, hanya bisa mengkritik saja, gak ada
kerjanya, kalau hanya ngomong semua orang juga bisa”. Komentar-komentar seperti
itu pasti sering kita temui di jejaring online.
Jangan salah,
kritik dalam bentuk verbal (bicara) merupakan bentuk kerja. Jika masih tidak
percaya bahwa hanya dengan bicara bisa membawa perubahan besar mari kita
belajar dari ahlinya bicara. Beliau adalah seorang orator yang handal, namanya
adalah Soekarno. Beliau merupakan Presiden Pertama Indonesia dan merupakan
Bapak Proklamator.
Beliau bukan
ahli perang, jika di suruh kemendan perang mungkin beliau akan langsung kalah,
karena itu bukan keahlinaya. Beliau adalah seorang orator dengan hanya bicara
beliau dapat memberikan pengaruh yang besar bagi rakyat Indonesia untuk bersatu
menegakkan kemerdekaan.
Siapa yang tidak
tergerak hatinya dan bersemangat ketika mendengar orasi yang dibawakan oleh
Presiden Soekarno, Semua rakyat Indonesia mengetahui itu. Bahkan dunia memberi
hormat kepada beliau, bukan karena beliau ahli dalam merancang senjata atau
strategi perang namun beliau ahlli daran retrorika bahasa.
Jika masih tidak
yakin bahwa bicara dapat membawa pengaruh besar, ada contoh lagi. Apakah kalian
berpikir bahwa Indonesia merdeka hanya dengan Perang Grilya di bawah pimpinan
Jendrala Besar Seoderman. Jika kalian masih berpikir demikian maka bisa
dikatakan kalian tidur ketika pelajaran sejarah berlangsung.
Indonesia
memperoleh kemerdekaan bukanya hanya dengan perang, kalau hanya dengan perang
jelas kita kalah teknologi dengan Belanda dan Sekutunya yang notabenya adalah Negara
pemenang perang dunia kedua. Bangsa Indonesia merdeka karena diplomasi-diplomasi
yang dilakukan oleh para pendiri bangsa, seperti perundingan Lingarjati, perundingan
Roem royen, Konfrensi Meja Bundar.
Jelaslah kalian
tau bahwa perundingan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh dua kubu yang
memiliki kepentingan, dalam perundingan jelaslah mereka melakukan dialog dengan
bicara bukan dengan senjata (kalau dengan senjata namanya perang bukan dilaok).
Sekalipun terkadang perundingan membawa pil pahit bagi kedaulatan Bangsa
Indoensia, namun pada akhrinya perundingan tersebut membawa kemerdekaan yang
utuh Bagi Bangsa Indonesia. Banyak lagi contoh-contoh yang ada mengenai betapa
besarnya pengaruh bicara dalam dunia ini.
Maka berhentilah
menjadi Netizen Julid yang hanya
menghakimi saja. Bicara merupakan sarana yang sangat efisien dalam mengkritik
ataupun memberikan saran. Setiap orang memiliki kapasitasnya masing-masing,
jika seorang hanya mampu memberikan kritik dan saran dari bicara maka sebagai sesama
warga Negara kita harus memberikan apresiasi.
No comments:
Post a Comment