Sosiologi, Sejarah, Budaya, Politik dan Kebangsaan

Tuesday, March 24, 2020

Konflik Sosial dan Bentuknya


  1. Pengertian Konflik
                Ketika kita mendengar kata konflik, tentulah kita akan bertanya-tanya. Mengapa konflik terjadi? Apa yang melatarbelakangi konflik sosial di masyarakat?, lalu mengapa konflik harus terjadi dalam hubungan bermasyarakat? Pertanyaan-pertanya seperti itu merupakan hal yang lumarah di pertanyakan, Dalam hubungan bermasyarakat menghindari konflik merupakan suatu kemustahilan, artinya ketika memilih berhubungan dengan masyarakat, ketika itulah indikasi konflik akan muncul.
                konflik merupakan bagian dalam interaksi sosial yang berbentuk disosiatif. Konflik merupakan permasalahan sosial yang cepat atau lambat harus diselesaikan. Hal ini dikarenakan jika sebuah konflik di abaikan dan di biarkan berlarut-larut akan membawa dampak yang besar di kemudia hari, terparahnya akan menimbulkan disintegrasi baik dalam sekala masyarakat lokal mapun sekala besar yang dapat mengancam integrasi bangsa.
                Bebarapa sosiolog banyak yang telah mendefinisikan tenatang apa itu konflik Berstein (1965) mendefinisikan konflik sebagai suatu pertentangan yang tidak dapat dicegah atau dihindari. Ariyono suyono berpendapat bahwa sebuah konflik merupakan keadaan dua pihak (individu/kelompok) yang berusaha menggagalkan tujuan masing-masing demi mencapai hegemoni dalam masyarakat.  Soerjono seokanto berpendapat bahwa konflik dalam bentuk ekstrimnya bisa menjadi pertentangan untuk menghilangkan, membinasakan eksistensi antar individu maupun kelompok yang dipandang sebagai lawan.
                Beberapa teori yang telah di kemukakan oleh para sosiolog dapat ditarik kesimpulan bahwa konflik sosial merupakan proses alamiah yang tidak terhindarkan dari interaksi sosial yang terjalin dalam masyarakat. Konflik dapat sangat merugikan apabila ditangani secara serampangan tanpa melibatkan unsur-unsur pembentuk konflik tersebut. Jika berbicara mengenai konflik, konflik tidak hanya melibatkan hubungan personal antar individu, Namun jauh lebih kompleks dan luas jangkaunaya.
  1. Bentuk-bentuk Konflik
a.       Konflik Pribadi
Konflik pribadi bisa terjadi pada diri siap pun, konflik ini bisa terjadi antara dua individu yang baru kenal, atau bahkan bagi individu yang telah menjalin ikatan yang cukup lama, seperti pertemanan, kekasih, atau bahkan dalam keluarga. Konflik pribadi bisa terjadi karena adanya ketidaksepahaman antara dua individu, biasanya bisa didasari oleh ketidaksamaan ideologi diantara keduanya sehingga menimbulkan kesitegangan di antara ke duanya.
b.      Konflik Rasial
Konflik rasial atau konflik yang tejadi antara kelompok ras yang berbeda, konflik ini bisanya terjadi karena adanya kelompok ras tertentu yang merasa lebih superior. Konflik jenis ini jika terjadi dalam satu bangsa-negara akan sangat besar pengaruhnya bagi integrasi bangsa. Sebenarnya bukan hanya dalam Negara saja, konflik rasial juga sangat berbahaya bagi hubugan antar bangsa-bangsa di Dunia. Konflik rasial yang pernah terjadi dan memakan puluhan bahkan ratusan korban jiawa, adalah perang dunia dua. Dimana terdapat Negara yang menganggap dirinya paling superior dibangdingkan bansa yang lain.
c.       Konflik Politik
Konflik politik terjadi karena adanya kepentingan dari beberapa kelompok yang menginginkan kekuasaan sipil dalam suatu Negara. Konflik politik dalam prakteknya tidak pernah menyeret kaum elit menjadi korban, kebanyakan yang menjadi korban adalah mereka para pendukung atau para sempatisan. Konflik politik sulit di redam karena berlebihanya para pendukung dan simpatisan dalam mendukung atasanya.
d.      Konflik Antarkelas Sosial
Konflik antarkelas sosial tidak hanya menyangkut tentang perbendaan kelas ekonomi, namun juga bisa budaya. Memang umunya pertentangan ini terjadi kebanyakan di kelas sosial ekonomi, biasanya yang sering terjadi adalah kaum buruh dengan kaum pengusaha. Namun dalam segi budaya juga banyak terjadi, ini seperti anak muda perkotaan dengan budaya pop kebaratan yang memandang rendah musik dangdut yang dianggap rendah dan kampungan. 

               

No comments:

Post a Comment