Ketimpangan
sosial merupakan bentuk tidak seimbangnya status sosial, ekonomi, atau budaya
dalam masyarakat. Ketimpangan sosial dapat timbul akibat faktor-faktor
penghambat baik internal maupun eksternal, sehingga faktor tersebut menghalangi
sebagian masyarakat untuk memanfaatkan kesempatan
yang ada.
Andrinof
A. Chaniago berpendapat bahwa
ketimpangan muncul akibat pembangunan yang tidak seimbang dimana pembangunan
hanya fokus pada segi ekonomi dan melupakan aspek lainya, seperti aspek sosial.
Sosiolog asal Indonesia Budi Winarno berpendapat ketimpangan sosial muncul
akibat dari kegagalan pemerintah dalam melakukan pembangunan di era globalisasi
guna memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani masyarakat.[1]
Berdasarkan
teori dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa ketimpangan sosial muncul
akiibat dari pembangunan yang tidak merata atau penggenjotan pembangunan yang
hanya satu sisi dan melupakan pembangunan yang lain. Akibatnya memunculkan
ketidak setaraan dalam individu dalam masyarakat. Adapun faktor penghambat
munculnya ketimpangan sosial adalah sebagai berikut:
1.
Faktor Internal. Faktor internal merupakan
faktor yang muncul dari dalam diri individu tersebut. Seperti, rendahnya
kualitas sumber daya manusia yang disebabkan oleh minimnya pendidikan yang
dapat di akses. Pendidikan yang rendah akan menghambat individu tersebut dalam
mendapatkan kesempatan untuk mengoptimalkan kemampuan dalam dirinya. Mental
rendah yang dimiliki individu akan membawa diri mudah menyerah, putus asa
ketika sesekali mengalami kegagalan.
2.
Faktor eksternal. Faktor eksternal merupakan
faktor yang muncul dari luar kemampuan diri individu tersebut. Pendidikan yang
tidak merata seperti di perkotaan dan pedesaan, ketrampilan yang minim akan membawa individu
mendapatkan pekerjaan yang kurang layak.
Dua faktor baik
internal maupun eksternal memiliki keterkaitan yang erat dalam membawa
masyarakat ke jurang ketimpangan sosial dalam era globalisasi ini. Jika saja,
akes pendidikan yang merata akan membawa individu untuk menambah skil dan
mempertajamnya. Selain itu, akes pendidikan akan memperkuat mental individu
dalam menghadapi masa depanya. Karena dari pendidikan akan mengubah seseorang
menjadi mental baja dalam menghadapii tantangan globalisasi.
Akibanya
ketimpangan sosial dalam tubuh masyarakat membawa dampak negatif yang bisa
berlarut-larut tanpa penyelesaian atau hanya sesaat sebagai akibat dari
globalisasi yang mendunia. Semua itu tergantung bagaimana pemerintah mengambil
kebijakan yang dapat mensejahtrakan rakyatnya. Berikut akibat yang di timbulkan
dari ketimpangan sosial:
- Kriminalitas.
Merupakan tindakan yang melanggar hukum dimana akibat dari kriminalitas
dapat merugikan masyarakat yang menjadi korbanya. Menurut Soerjono
Soekanto, Tindakan kriminal disebabkan oleh kondisi dan proses sosial yang
menghasilkan prilaku yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat.[2]
- Kemerosotan
moral. Ketika membicarakan mengenai kemerosotan moral berkaitan dengan
Negara bangsa yang berkaitan. Seperti contoh di Indonesia sebagai Negara
yang berbudaya dan memiliki norma berbusana tertutup akan mengagap
globalisasi dengan budaya westrnisasi (budaya pakain terbuka) adalah
sebuah kemrosotan moral. Selain fashion
sikap individualis, hedonis juga merupakan kemrosotan moral bagi
bangsa Indonesia. Hal ini di karenakan dari sudut pandang bangsa Indonsia
budaya tersebut sangat bertentangan dengan tradisi dan budaya masyarakat.
Masalah yang di
timbulkan oleh globalisasi dalam hal ini ketimpangan sosial dapat diatasi
dengan menentukan mana yang lebih krusial untuk diselesaikan terlebih dahulu,
sehingga solusi yang tepat dapat di ambil. Namun ini memerlukan kerjasama
anatra pemangku kepentingan dalam hal ini pemerintah dengan rakyat. Sehingga
tidak akan terjadi mispresepsi antara pemerintah dan rakyatnya.
[1]
Raras Santika D. materi sosiologi SMA/MA kelas XII (Ketimpangan Sosial). http://blog.unnes.ac.id/wiwinwahyu99/2017/11/12/materi-sosiologi-smama-kelas-xii-ketimpangan-sosial/.
8-1-2020. Blog.unnes.ac.id
[2]
Ibid,.
No comments:
Post a Comment