Sosiologi, Sejarah, Budaya, Politik dan Kebangsaan

Wednesday, April 29, 2020

Budaya Asing yang Menggiurkan


          Beberapa dekade terakhir masyarakat Indonesia khususnya para remaja telah di gandrungi oleh budaya pop korea atau yang sering disebut dengan k-pop. Gandrungnya para remaya Indonesia akan budaya k-pop bukanlah tanpa sebab, laki-laki berparas ganteng dengan body proporsional dan perempuan berparas cantik nan sexy Ditambah dengan kemampun menari modern (dance) serta pandai menyanyi menjadi daya tarik bagi generasi muda Indonesia.
Secara historis sebenarnya perihal kegandrungan masyrakat Indonesia terhadap budaya luar bisa di lacak dari abad ke 4 Masehi. Hal ini tercatat pada prasasti yupa yang di temukan di Kutai, Kalimantan Timur. Prasasti tersebut berhuruf pallawa dengan bahasa sansekerta. Jika ditelusuri bahasa tersebut berasal dari India. Maka bisa disimpulkan bahwa budaya asing pertama yang masuk ke Indnonesia dan berhasil di catat adalah budaya yang berasal dari India.
Masyarakat Indonesia yang sejak awal telah memiliki budaya tidak menolak datangnya budaya asing tersebut. Bahkan bisa dikatakan terjadi akulturasi yang kuat antara budaya India dengan budaya lokal Indonesia. Akulturasi tersebut menciptakan sebuah budaya yang baru serta unik, artinya budaya tersebut memiliki ciri khas. Sebagai contoh adalah berdirinya bangunan suci seperti candi Bodobudur, Prambanan, Sambi Sari yang merupakan bangunan keagamaan miliki umat Hindu dan Buddha yang ada di Indonesia. Akulturasi yang terjadi tidak hanya pada bangunan keagamaan namun juga mencakup seni pertunjukan, seni musik serta banyak lagi.
Pada abad ke-12 Masehi masuklah budaya dan agama baru ke wilayah Indonesia yang bisa dikatakan berbeda dengan budaya dari India. Budaya Islam yang di bawah dari tanah Arab dan masyarakat berpenduduk muslim lainya juga melakukan akulturasi dengan budaya yang telah berkembang di Indonesia. Catatan sejarah yang ada banyak yang menyebutkan bahwa ketika budaya dan agama Islam masuk Ke wilayah Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama dengan budaya India ketika pertama kali masuk.
Budaya dan agama Islam yang baru masuk tersebut bakan mampu menjadi mayoritas serta mendominasi kebudayaan di Indonesia. Kebudayaan Islam mampu berkembang pesat karena melakukan akulturasi dengan budaya yang telah ada dan menciptakan budayanya sendiri. Sebagai contoh seni wayang dengan cerita epos Ramayana dan Mahabarata di gubah sedemikian rupa hingga mampu merepesentasikan Islam.  Akulturasi tidak berhenti pada seni namun juga bangungan keagamaan, sebagai contoh adalah masjid agung kudus dimana menaranya seperti bangunan candi serta atap masjid yang berbentuk tumpang.  
Begitu masuk masa kemerdekaan di era 1950-1960 budaya eropa terutama komik menjadi trend, keunikanya sebagai gambar yang bercerita banyak di gandrungi oleh para remaja banhkan orang dewasa sekalipun. Bahkan para komikus Indonesia banyak yang melakukan plagiasi terhadap komik eropa dan amerika yang sedang menjadi trend di kalangan pembacanya. Plagiasi yang dilakukan tidak semata-mata meniru 100% komik luar tersebut, mungkin lebih tepatnya meng-Indonesia-kan komik tersebut agar sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia. Sebut saja komik sri asih dari R.A. Kosasih yang terinspirasi dari komik wonder women amerika, dengan suntuhan tangan R.A Kosasih wonder women di gubah sedemikan rupa seperti mengunakan pakain kemben berkebaya sehingga mencerminakan budaya masyarakat Indonesia khususnya Jawa.
Bukan suatu yang baru lagi jika bangsa Indonesia selalu tertarik dengan budaya luar, karena memang sudah sejak dulu masyarakat Indonesia selalu tertarik dengan budaya asing. Bahkan menjadikan budaya asing tersebut sebagai budayanya sendiri dengan sentuhan-sentuahan yang khas. Maka ketika saat ini ada budaya yang masuk ke Indonesia dan digandrungi oleh sebagaian kalangan anak muda bukanlah suatu yang mengherankan. namun yang jadi menarik bangsa Indonesia selalu mengalkulturasi budaya baru yang mereka dapat dengan budaya yang telah mengakar dengan kehidupanya. Walau tak jarang budaya lokal sering hilang digantikan dengan budaya yang baru diperoleh.  
                Sebagai catatan keinginan seorang untuk mempelajari budaya asing tidak harus ditentang atau di bully. Hal tersebut merupakan sebuah kewajaran, mengingat naluri manusia yang selalu ingin tahu dan memiliki rasa penasaran yang tinggi akan suatu hal baru dan belum di ketahui.

No comments:

Post a Comment